Kamis, 07 Juni 2018

Jangan panjang angan-angan

www.Logika.com

   

LOGIKA “JANGAN PANJANG ANGAN-ANGAN”

Dalam riwayat Bukhari, Anas ra berkata, “Nabi membuat garis seraya bersabda, ‘Ini manusia, ini angan-angannya, sedangkan ini ajalnya. Ketika dia sedang berada dalam angan-angan, tiba-tiba datanglah kepadanya garisnya yang paling dekat.’ Maksud dari ‘garisnya yang paling dekat’ adalah ajal kematiannya.”
Diriwayatkan pada suatu hari Rosulullaah Saw. mengambil tiga batang ranting kayu. Beliau meletakkan yang sebatang di hadapannya, yang sebatang lagi di sebelahnya, dan yang sebatang lagi agak jauh darinya. Lalu Beliau bertanya kepada para sahabat, “Kalian tahu, apa artinya ini?” Para sahabat menjawab, ‘Allaah dan Rosul-Nya yang lebih tahu.’ Beliau bersabda, “Yang ini manusia, ini ajalnya, dan yang itu adalah angan-angan yang selalu dikejar-kejar oleh manusia. Akan tetapi ajal keburu menjemputnya sebelum tercapai angan-angannya.” [HR. Ahmad dan Ibnu Abi-d Dunya]
Dan Rosulullaah Saw. bersabda:
“Perumpamaan manusia itu seakan-akan dikepung oleh sembilan puluh macam sebab kematian. Dan bilamana ia mampu lolos dari semuanya, ia pasti tidak bisa mengelak dari kepikunan.” [HR. At-Tirmidzi]
Anas ra. berkata, Rosulullaah Saw. bersabda:
“Anak cucu Adam itu bisa menjadi pikun, dan ada dua hal yang menyertainya, yakni keserakahan dan angan-angan.” [HR. Muslim]
Dalam riwayat lain disebutkan:
“…dan ada dua hal bersamanya yang tetap muda, yaitu keserakahan terhadap harta dan keserakahan terhadap usia.”
Lalu kata Beliau Saw.:
“Golongan pertama dari umat ini selamat karena keyakinan dan zuhud. Dan golongan terakhir dari umat ini binasa karena kekikiran dan angan-angan.” [HR. I. Abi-Dunya]


Hasil gambar untuk jangan banyak berangan-angan